10 Tren Mode Paling Berbahaya Sepanjang Masa

Sabtu, 18 April 2020 - 16:56 WIB
loading...
10 Tren Mode Paling Berbahaya Sepanjang Masa
Tren busana terus mengalami perubahan. Dari banyaknya tren pakaian yang pernah hadir di muka bumi, ada beberapa yang justru sangat berbahaya. Ilustrasi/SINDOnews/Titus Jefika Heri Hendarmawan
A A A
TREN busana terus mengalami perubahan. Tren perubahan dalam gaya berpakaian tersebut lumrah terjadi di dunia fesyen. Tren yang ada pun hampir selalu diikuti dan dipraktikkan oleh penggemar. Hanya saja dari banyaknya tren pakaian yang pernah hadir di muka bumi, ada beberapa yang justru sangat berbahaya.

1. Crinoline (1800-1901)

10 Tren Mode Paling Berbahaya Sepanjang Masa




Di era Victorian, yakni 1800-an hingga 1901, para wanita mengenakan pakaian dalam yang disebut crinoline. Yakni pakaian dalam sejenis petticoat atau rok dalaman yang biasa dipakai di bawah gaun. Crinoline yang terbuat dari rambut kuda jadi salah satu item mode paling trendi pada zaman kekuasaan Ratu Victoria.

Saat memakai crinoline, meskipun membuat wanita tampak anggun dan mewah, pemakainya jadi sulit berjalan dan terasa panas karena harus memakai berlapis-lapis baju. Risiko kematian pun juga tinggi. Crinoline terbuat dari bahan yang sangat mudah terbakar.

Dikutip dari Elite Readers, tak kurang dari 3.000 wanita tewas karena terbakar saat memakainya. Bahaya potensial lainnya termasuk tersangkut oleh mesin atau ditarik di bawah roda kereta yang bergerak cepat.

2. Korset (era 1900-an)

10 Tren Mode Paling Berbahaya Sepanjang Masa




Pakaian dalam yang menciutkan ukuran pinggang dan mempengaruhi bahasa selain tubuh wanita. Korset menimbulkan istilah ‘strait-laced’, membuat pemakai dianggapnya terhormat, di samping ‘loose women’ mengacu kepada orang yang tidak memakai korset memiliki moral selonggar tali korsetnya.

Dalam bukunya, Strevens mengatakan korset menyebabkan masalah pencernaan, sembelit, pingsan karena sulit bernafas dan bahkan pendarahan dalam. Pada 1874, sebuah daftar diterbitkan terkait 97 penyakit karena pemakaian korset. Pada 1903, ibu enam anak asal Amerika, Mary Halliday, tiba-tiba meninggal karena kejang akibat pemakaian korset.

3. Stiff High Collar/Kerah kaku (Abad 19)

10 Tren Mode Paling Berbahaya Sepanjang Masa




Diciptakan pada abad ke-19, kerah yang dapat dicopot ini membuat pria tidak perlu mengganti kemeja setiap hari. Tetapi fesen ini juga menyebabkan kematian. Kerah kaku dapat memotong pasokan darah ke arteri karotid. Pria mengenakannya sebagai perhiasan, mereka akan mengunjungi kelab pria, minum beberapa gelas port dan mereka tercekik saat kepalanya bergerak ke depan.

Salah satu berita duka cita di tahun 1888 terjadi di New York. Seorang pria bernama John Cruetzi ditemukan meninggal di taman dan diperkirakan pria tersebut minum alkohol, duduk di bangku, dan tertidur. Kepalanya jatuh ke dada dan kerah kaku yang dipakainya menghambat aliran darah sehingga menyebabkan kematian.

4. Hobble skirt/Rok sempit (1910)

10 Tren Mode Paling Berbahaya Sepanjang Masa




Style yang dipopulerkan oleh designer Paul Poiret, adalah jenis rok panjang yang menyempit di bagian mata kaki dan kadang ada ikatan di bawah lutut. Memakai rok ini sangat menghalangi gerakan pada wanita dan bisa berakibat cedera.

Sesuai namanya (hobble = pincang), rok ini membuat pemakainya terpincang-pincang dengan langkah-langkah kecil saat berjalan. Hal itu disebabkan karena bagian bawah rok dibuat sesempit mungkin.

5. Powdered Wigs/Wig bubuk (1760-an)

10 Tren Mode Paling Berbahaya Sepanjang Masa




Tren fesyen yang dinamai berdasarkan nama pasta populer dari Italia ini pernah populer di kalangan bangsawan Inggris pada sekitar 1760. Tren ini dikenal dengan pemakaian wig besar, yang bahkan kadang dua kali ukuran kepala pemakainya.

Tren macaroni diperkirakan muncul di tahun 1760 ketika para bangsawan Inggris baru kembali dari perjalanan mereka mengelilingi Eropa. Dan setelah itu, mereka pun terlihat mulai sering memakai wig super besar dengan hiasan topi kecil di atasnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1432 seconds (0.1#10.140)